Pemerintah melalui Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi meluncurkan Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila.

Hal ini terlaksana dalam kegiatan Sosialisasi Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pada Satuan Pendidikan Pelaksana Implementasi Kurikulum Merdeka di Gedung Tribrata Darmawangsa, Jakarta, pada Senin (21/8/2023).

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan, adanya BTU Pendidikan Pancasila merupakan upaya pemerintah untuk memperkuat internalisasi Pancasila yang selama ini hanya melekat dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Muhadjir mengatakan, selama ini pembelajaran pancasila yang digabungkan dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tidak begitu efektif dalam menginternalisasikan pancasila pada anak-anak peserta didik. Karena, dalam pendidikan kewarganegaraan justru pendidikan pancasila tereduksi dan hanya ditekankan pada pengetahuan pancasila.

Menurut Menko Muhadjir, dengan adanya mata pelajaran Pendidikan Pancasila akan lebih menginternalisasikan atau mendarah dagingkan pancasila dalam kehidupan yang akan membentuk 3 aspek, yaitu: kognitif atau pengetahuan; afektif atau sikap positif sehari-hari berlandaskan pancasila; dan psikomotorik atau berperilaku sebagai insan pancasilais.

“Sehingga Pendidikan Pancasila betul-betul tujuannya pendidikan, bukan sekedar pelajaran bukan sekedar pengetahuan tentang pancasila. Tapi pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan lengkap tentang pancasila, membentuk sikap positif terhadap ideologi negara pada anak peseta didik sekaligus mampu mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Muhadjir saat menyampaikan materi dalam sosialisasi BTU Pendidikan Pancasila.

BTU Pendidikan Pancasila disusun untuk siswa dan guru pada jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pada Satuan Pendidikan Pelaksana Implementasi Kurikulum Merdeka. Penyusunan buku ini dilakukan dalam rangka menunjang proses belajar mengajar pendidikan Pancasila, melalui Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan dan Teknologi Nomor 026.C/H/P 2023 tertanggal 24 Juli 2023.

Selain itu, mengingat bahwa BTU Pendidikan Pancasila juga diperuntukkan bagi guru, maka diharapkan dapat membantu dan mengantarkan para guru, khususnya guru Pendidikan Pancasila, dalam mengetahui, memahami, dan melaksanakan nilai-nilai luhur budaya bangsanya sebagai penuntun sikap dan berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia.

Muhadjir berpesan pada para guru yang akan mengampu dan bertanggung jawab pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila untuk menguatkan pemahaman terhadap pancasila sehingga bisa bertanggung jawab dengan baik dalam proses internalidasi pada peserta didik.

“Pesan saya mohon betul-betul segera melakukan upgrading, memperkuat kembali pemahaman tentang Pancasila. Pancasila dinamis, bukan hal yang statis. Ini bagian upaya kita untuk mentransformasi pendidikan pancasila dalam arti merdeka belajar,” ujarnya.

Dia juga meminta supaya kementerian yang membidangi pendidikan seperti Kemendikbudristek dan Kemenag untuk melakukan penguatan pemahaman pancasila pada para guru yang membidangi mata pelajaran tersebut. “Saya mohon segera melakukan langkah besar-besaran untuk mengupgrade, merefreshing para guru yang akan bertanggungjawab mengampu Pendidikan Pancasila,” ucapnya.

Sebagai informasi, hadirnya materi pendidikan Pancasila dalam suatu BTU, maka penanaman nilai-nilai Pancasila dapat kembali dilakukan kepada generasi penerus bangsa yang sempat terputus selama dua dekade pascareformasi 1998. Melalui kehadiran BTU Pendidikan Pancasila pula, diharapkan nilai-nilai Pancasila dan kedudukannya sebagai dasar dan ideologi negara, pandangan hidup bangsa dan ideologi negara dapat diaktualisasi dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi.

Berbeda dengan materi pendidikan Pancasila pada masa lalu, dalam BTU Pendidikan Pancasila ini muatannya terdiri dari materi sebanyak 30 persen pengetahuan tentang Pancasila dan 70 persen berisikan aktualisasi Pancasila di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila diajarkan sebagai sebuah pembiasaan guna memberi ruang kepada setiap warga negara untuk mengatualisasikan dirinya, menjadi warga negara terbaik sebisa yang dapat diwujudkan.

Adapun metode pembelajaran yang dihadirkan dalam BTU Pendidikan Pancasila menggunakan model student centered learning sesuai Kurikulum Merdeka yang mendorong rasa ingin tahu, kreativitas, pola pikir kritis, serta sikap gotong-royong para peserta didik dalam meneladani Pancasila pada kehidupan sehari-harinya di sekolah, rumah, maupun lingkungan masyarakat.

Sosialiasi BTU Pendidikan Pancasila ini dihadiri oleh Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri dan Anggota Dewan Pengarah BPIP, Dewan Pakar BPIP, Unsur Pimpinan BPIP, Mendikbudristek Nadiem Makarim, para Menteri Kabinet Indonesia Maju, para Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian, para Kepala Lembaga Non Struktural, serta Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh wilayah Indonesia.

Baca Juga: Fakultas Pertambangan Terbaik Di Indonesia Tahun 2024